Rabu, 30 November 2016

tata cara duduk, berdiri, dan berjalan




Etika Duduk, Berdiri, dan Berjalan




Dosen Pengampu :
Dra. Hj Betti Nuraini, M.M

Kelompok 8 :
PAI 2B
Abdul Haris Prabowo (1507015001)
Asuwan Rira (1207015006)
Rini Fitriyani (1507015038)
Robyatul Adawiyah (1507015041)

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA SELATAN
2016



KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam untuk Nabi Muhammad SAW. Penutup para nabi dan rasul.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Character Buildingyang meliputi tentang etika duduk, berdiri, dan berjalan yang dapat terselesaikan. Keberhasilan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
  1. Betti Nuraini., selaku dosen pengampu mata kuliah Caracter Building yang telah mencurahkan segalanya demi kesempurnaan makalah ini.
  2. Segenap orang tua kami yang telah banyak mendukung kami.
  3. Rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam mempersiapkan bahan untuk pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat kemampuan dan pengetahuan kami masih sangat terbatas.Untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak. Al insanu makanul khottho’ wan nisyan. Kami mohon maaf jika ada salah kata. Akhir kata dengan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amiiiinnnn




Penyusun

DAFTAR ISI




 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Orang yang mempunyai cita-cita luhur tidak mungkin hidup sendiri dan mengasingkan diri, melainkan membutuhkan orang lain. Untuk itu, ia perlu mengembangkan kemampuannya dalam berinteraksi secara baik dengan orang lain. Pengembangan kepribadian bisa dilakukan melalui belajar mengenai tata cara atau sopan santun dalam pergaulan.
Banyak petunjuk umum terbesar mengenai bagaimana cara bersopan santun dalam pergaulan, yang berlaku dimana saja. Hal-hal yang baik tersebut hendaknya kita jadikan pedoman dan kebiasaan dalam hidup. Dengan demikian, sifat kaku dan canggung dalam pergaulan bisa dihilangkan dengan dan kita mampu bergaul secara menyenangkan.
Memepelajari sopan santun dan kebiasaan baik dalam pergaulan bertujuan untuk menumpuk rasa saling menghormati, salling menghargai, dan saling menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi dimana kita berada.
Sikap dan perilaku seseorang menggambarkan status yang berasangkutan dalam kehidupannya dimasyarakat.Sikap yang baik dan positif dapat mengantarkan seseorang menuju gerbang kesuksesan, karena sikap tersebut bisa memoles jiwa dan memacu antusiasme dalam menjalani hidup.
Oleh karena itu, pengembangan kepribadian menjadi sesuatu yang mutlak untuk dilakukan.Dalam mengembangkan kepribadian, dibutuhkan latihan dan penerapan yang terus-menerus, sehingga menjadi sesuatu kebiasaan dan dapat dilakukan dengan baik tanpa melalui kesulitan.


B.     Rumusan Masalah

            
  1. Apa tujuan etika berdiri, berjalan, dan duduk?
  2. Bagaimana cara berdiri?
  3. Bagaimana cara berjalan?
  4. Bagaimana cara duduk?

C.    Tujuan


  1. Mengetahui tujuan etika duduk, berdiri, dan berjalan.
  2. Mengetahui bagaimana cara berdiri
  3. Mengetahui bagaimana cara berjalan
  4. Mengetahui bagaiamana cara duduk












BAB II

PEMBAHASAN


A.     Pengertian etika

Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.[1]
Dalam bahsa Indonesia, kata etika berarti kebiasaan baik norma-norma yang baik. Selanjutnya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,  kata etika mengandung tiga arti yaitu :
 1. Ilmu tentang apa yang baik dana pa yang buruk hak dan kewajiban moral (akhlak)
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianutb suatu golongan atau masyarakat.
Sebagai suatu istilah, Etika sekurang-kurangnya mengandung dua arti, yaitu:
  1. Sebagai pedoman baik-buruknya perilaku manusia.
  2. Sebagai ilmu yang mengkaji pedoman baik-buruknya perilaku manusia tersebut, yang menyangkut nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan norma-norma moral yang dipakai sebagai pegangan umum bagi penentuan benar-salahnya tindakan seseorang sebagai manusia.
Jadi, etika adalah usaha untuk mengerti tata aturan social menentukan dan membatasi tingkah laku manusia.

B.   TUJUAN ETIKA DUDUK, BERDIRI, DAN BERJALAN

  1. Untuk membina watak dan mental seseorang agar menjadi manusia yang baik.
  2. Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku atau tindakan mannusia dalam ruang dan waktu tertentu.
  3. Mengajak orang bersikap krisis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom
  4. Merupakan saran yang memberikan orientasi pada hidup manusia
  5. Untuk memiliki kedalaman sikap, memiliki kemandirian dan tanggung jawab terhadap hidupnya
  6. Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai, dan sejahterah.








1.     Etika duduk

  1. Duduk bersila
Sebagian besar suku bangsa Indonesia masih memakai cara ini. Jika ada yang telah meninggalkan cara ini, jumlahnyapun belum banyak dan terbatas pada mereka yang tinggal di kota-kota saja. Duduk bersila pada umumnya dilakukan diatas permadani ata tikar yang dibentangkan diatas lantai atau berlebih dahulu harus membuka sepatu atau alas kaki lainnya (kaus kaki tidak perlu di buka).
Kaki dapat dilipat demikian rupa, sehingga kedua telapaknya tidak kelihatan dan tersembunyi di bawah paha.Telapak kaki kiri berada di balik paha sebelah kiri. Pada wanita duduk bersila sedikit berbeda, yakni : lipatan kaki lebih kecil (meringkus), kedua lututnya agak diangkat dan bertumpu pada kedua telapak kakinya. Dengan demikian telapaknya kelihatan, sedang pada pria tersembunyi. Sehingga, wanita dapat memilih salah satu dari kedua cara tersebut.
                    (BENAR)                                                (SALAH)
2.      Sikap duduk yang baik bagi seorang tamu
Hal ini harus mengingat pada keadaan, tempat dan kepada siapa anda dan tempat yang bisa pula maka anda boleh duduk dengan sikap biasa juga tetapi pada keadaan tempat dan pembicaraan yang serius maka sikap andapun harus serius pula.Dalam keadaan demikian sebaiknya duduklah agak maju sehingga punggung anda agak renggang dengan sandaran kursi sikap demikian biasa ditunjukkan kepada orang-orang yang lebih tua lebih tinggi kedudukannya, atasan, pejabat tinggi dan pembesar-pembesar lainnya.
Dalam suasana demikian, selain dengan sikap duduk tanpa menyandarkan tubuh pada sandaran kursi sebaiknya tangan juga harus diatur demikian rupa, sehingga tidak terletak di atas sandaran tangan, tetapi berada di muka terletak di kedua belah paha.Kepala hendaknya agak menunduk[3].





Berikut adalah cara-cara duduk yang baik dan benar:
1.     Sebelum dan sesudah duduk dikursi, hindari menyeret kursi. Angkat kursi sedikit sebelum kita duduk, agar tidak menimbulkan suara.
2.     Duduk tegak dengan punggung lurus dan bahu kebelakang. Paha menempel di dudukan kursi dan bokong harus menyentuh bagian belakang kursi.

5.     Jangan sekali-sekali duduk bersilang kaki, atau menyodorkan telapak kaki jauh kedepan, ketika menghadap ke orang lain. Apalagi meletakan kaki  diatas meja

6.     Tidak duduk dimeja
7.     .Tidak menyenderkan tangan diatas kursi
8.     Jika wanita tutup lutut, kaki diserongkan
9.     Memberikan tempat duduk bagi mereka yang tidak kebagian
10. Tidak duduk sebelum wanita, orang yang dihormati, orang tua duduk terlebih dahulu





2.     Etika berdiri

Perlukah sikap berdiri diatur, agar memenuhi norma-norma sopan santun? Bangsa Indonesia khususnya dan bangsa-bangsa timur yang lain pada umumnya. Sikap berdiri dinilai juga dari segi kesopanan.Lain halnya dengan bangsa-bangsa barat pada umumnya, mereka kurang mempunyai pandangan yang khusus pada soal itu.Demikian pula karena etika mencakup segala kegiatan dan tingkah laku manusia.Maka sikap berdiri sudah barang tentu harus mempunyai ketentuan-ketentuan juga.
Ada kalanya sikap berdiri yang dapat dianggap rasa kesopanan, tetapi ada pula kalanya sikap tersebut tidak sopan. Pada uraia-uraian selanljutnya akan diterangkan tentang sikap berdiri[4].
  1. Berdiri di muka umum
Apa yang dimaksud berdiri di muka umum ialah apabila yang melakukannya tengah menyanyi atau berpidato. Sikap untuk inipun sebaiknya dilakukan dengan sopan pula. Dalam soal apa dan untuk keperluan apa kita berdiri untuk berpidato, perlu memperhatikan beberapa ketentuan.
Berpidato dalam upacara-upacara perkawinan, kematian dan lain sebagainya sudah barang tentu berbeda dengan pidato, rapat-rapat umum atau rapat politik dan lain sejenisnya. Perbedaan yang dimaksud disini adalah perbedaan tentang sikap beridirinya. Pada upacara-upacara yang mengharuskan kita berlaku kidmat, kita akan nampak lebih berwibawa dan meresapkan suasana, apabila kita berdiri tegak dengan kaki merapat dan tanpa menggunakan gerak tangan atau gerakan-gerakan lainnya. Dalam hal demikian sebaiknya kedua tangan disilangkan ke muka. Sedang untuk berdiri dalam suasana yang lain, akan siap-siap itu harus berlainan pula.
2.      Berdiri untuk antri
Orang berdiri untuk antri harus berhati-hati dalam menempatkan dirinya. Sedikit saja membuat kesalahan, niscaya akan menerima umpatan dari pihak lain. Dalam keadaan demikian, setiap orang harus dapat menguasai kesabaran masing-masing.Sebaiknya berdirilah berjajar urut ke belakang dengan baik, tenang dan sabar.Jangan resah, maksudnya berulang-ulang melonggok-longgok ke muka atau menoleh ke belakang.Jangan pula berdesak-desakan atau rebut-rebutan atau main serobot.Tunggulah hingga giliran anda tiba, dan jangan coba-coba untuk saling mendahuluinya. Setiap orang harus datang dan berdiri menurut kesempatan bagi dirinya, yang kami maksudkan di sini ialah apabila ia datang kemudian, harus berdiri di belakang. Setiap usaha untuk menyelendup atau masuk menyelinap menyusup ke tengah-tengah deretan merupakan suatu perbuatan yang melanggar peraturan.Baik melanggar tata tertib, melanggar haknya orang banyak, atau pula melanggar kesopanan[5].







Berikut adalah cara-cara berdiri yang baik dan benar:
1.      Tidak berdiri sambil tolak pinggang
2.      Tidak membusungkan dada
3.      Tidak mengadahkan wajah
4.      Tidak menghalangi orang jalan
5.      Tidak berdiri ditengah jalan
6.      Tidak berdiri didepan pintu
7.      Kaki tidak terlalu lebar

3.      Etika berjalan

Banyak orang menganggap, bahwa soal berjalan adalah remeh. Tetapi apabila kita perhatikan benar-benar, ternyata masih banyak di antara bangsa kita  yang belum memahami benar tentang bagaimana sikap yang sebaik-baiknya kita harus berjalan. Yang dimaksud berjalan disini ialah berjalan di jalan umum, di mana selain kita sendiri, banyak pula orang lain yang berjalan di situ.
Tiap-tiap bangsa mempunyai gaya sendiri-sendiri. Misalnya orang Amerika dan Eropa, pada umumnya selalu bergegas-gegas, seolah-olah ada sesuatu yang mereka kejar.Kebiasaan ini terpengaruh oleh kehidupan mereka yang segala sesuatunya serba otomat, dengan demikian maka tindakan-tindakannya pun serba cepat pula.Memang harus diakui bahwa keadaan dapat mempengaruhi kebiasaan. Di negara-negara Arab datarannya kebanyakan terdiri dari padang pasir yang luas, sehingga untuk mengarunginya dari suatu tempat ke tempat yang lain memerlukan kesabaran dan ketabahan yang luar biasa.
Kebanyakan bangsa Arab berjalan lambat-lambat asal sampai di tempat tujuan dan selamat.Dari kedua keadaan yang diuraikan di atas, dapat diperoleh perbedaan yang menyolok.Yang satu ingin cepat, sedang lainnya terbiasa dengan lambat-lambat.Sedangkan keadaan di negara kita, khususnya di pulau Jawa boleh dikatakan berada di tengah-tengah.Maka keadaan ini pun mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Sehingga gaya kita berjalanpun menjadi sedang, tidak cepat dan tidak pula lambat.
Bangsa kita sudah banyak dikenal oleh bangsa-bangsa lain sebagai bangsa yang halus, ramah-tamah dan memiliki sopan-santun yang tinggi.Memang, bagi bangsa kita, sopan-santun ini masih membudaya dalam kehidupan masyarakatnya.Sopan-santun masih tumbuh dengan subur dan dipelihara baik-baik, sehingga pada soal-soal yang kecil-kecil sekalipun tidak lepas dari penilaian kesopanan.Demikian pula martabat seseorang berkaitan erat dengan adabnya.Jelasnya, orang baru dapat baik, apabila penilaian terhadap segi adab dan kesopanannya telah sempurna.[6]


Berikut adalah cara berjalan yang baik dan benar[7]:
1.      Tidak membusungkan dada sehingga terlihat angkuh
2.      Waktu berjalan, hendaknya sikap badan lurus dengan tegap, jangan membungkuk, jangan melangkah besar-besar, atau sebaliknya.
3.      Upayakan kedua kaki Anda menapak ke tanah dengan mantap. Jangan menyeret langkah Anda atau berjingkat-jingkat. Orang akan bertanya-tanya, ada apa dengan anda?


4.      Tidak menendang barang saat berjalan
5.      Jangan berjalan sambil mengobrol, dan jangan pula sambal melongo kekana dan kiri, atau selalu menunduk kebawah. Sebaiknya, arahkan Pandangan mata kedepan dengan tenang.
6.      Tidak jalan bergerombol
7.       Kain celana atau rok tidak menyapu lantai ketika berjalan
8.      Jangan makan atau minum ketika sedang berjalan
9.      Tidak berjalan mendahului orang tua
10.  Tidak berjalan sambil tolak pinggang















BAB III

PENUTUP


Kesimpulan


Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, sebagai bangsa yang berkepribadian yang luhur sesuai dengan nilai budaya bangsa yang tercermin dalam jiwa Pancasila, dan relevan dengan norma agama yang mengajarkan akhlaqul karimah serta adat-istiadat ketimuran yang dijunjung masyarakat Indonesia, maka  kita harus memperhatikan dan dapat mengamalkan tata cara atau tata krama dalam pergaulan sehari-hari.
Selain itu etika dapat membuat kita menjadi lebih tanggung jawab, adil dan responsive. Etika adalah perilaku yang dianggap pas, cocok, sopan, dan terhormat dan seseorang yang bersifat pribadi seperti gaya duduk, gaya berdiri, dan gaya berjalan yang baik perlu diterapkan agar kita dapat menempatkan diri diposisi mana kita berada.
Tujuan etika duduk, berdiri, dan berjalan adalah Untuk membina watak dan mental seseorang agar menjadi manusia yang baik.Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku atau tindakan mannusia dalam ruang dan waktu tertentu.Mengajak orang bersikap krisis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonomMerupakan saran yang memberikan orientasi pada hidup manusia Untuk memiliki kedalaman sikap, memiliki kemandirian dan tanggung jawab terhadap hidupnyaMengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai, dan sejahterah.



Daftar  pustaka


1.      Bakri bachyar dan Annasi Mustafa, Etika dan profesi gizi, graha ilmu 2010.
2.      Mien R Uno, etiket, PT Gramedia pustaka utama, Jakarta, 2005.
3.      http:etika-pergaulan-dalam-kehidupan-sehari-sehari/
4.      Pramono, Dewi Motik, yang sopan yang santun, Jakarta, pustaka sinar harapan, 2010
5.      http://antoncharlianetika.blospot.co.id/2014/01/etika-berdiri.html


[1] Etika dan profesi gizi hal: 1
[3] http:etika-pergaulan-dalam-kehidupan-sehari-sehari/

[4] http:etika-pergaulan-dalam-kehidupan-sehari-sehari/
[5] http:etika-pergaulan-dalam-kehidupan-sehari-sehari/
[6] http:etika-pergaulan-dalam-kehidupan-sehari-sehari/
[7] http://antoncharlianetika.blogspot.co.id/2014/01/etika-berjalan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar