Etika Duduk,
Berdiri, dan Berjalan
Dosen
Pengampu :
Dra.
Hj Betti Nuraini, M.M
Kelompok
8 :
PAI
2B
Abdul
Haris Prabowo (1507015001)
Asuwan
Rira (1207015006)
Rini
Fitriyani (1507015038)
Robyatul
Adawiyah (1507015041)
PROGRAM STUDI
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA SELATAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam untuk Nabi Muhammad SAW.
Penutup para nabi dan rasul.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Character Building” yang meliputi tentang etika duduk, berdiri, dan berjalan yang dapat
terselesaikan. Keberhasilan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
- Betti Nuraini., selaku dosen pengampu mata kuliah Caracter Building yang telah mencurahkan segalanya demi kesempurnaan makalah ini.
- Segenap orang tua kami yang telah banyak mendukung kami.
- Rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam mempersiapkan bahan untuk pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan mengingat kemampuan dan pengetahuan kami masih sangat
terbatas.Untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah
ini.
Tak ada gading yang tak retak. Al
insanu makanul khottho’ wan nisyan. Kami mohon maaf jika ada salah kata. Akhir
kata dengan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amiiiinnnn
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Orang yang
mempunyai cita-cita luhur tidak mungkin hidup sendiri dan mengasingkan diri,
melainkan membutuhkan orang lain. Untuk itu, ia perlu mengembangkan
kemampuannya dalam berinteraksi secara baik dengan orang lain. Pengembangan
kepribadian bisa dilakukan melalui belajar mengenai tata cara atau sopan santun
dalam pergaulan.
Banyak petunjuk
umum terbesar mengenai bagaimana cara bersopan santun dalam pergaulan, yang
berlaku dimana saja. Hal-hal yang baik tersebut hendaknya kita jadikan pedoman
dan kebiasaan dalam hidup. Dengan demikian, sifat kaku dan canggung dalam
pergaulan bisa dihilangkan dengan dan kita mampu bergaul secara menyenangkan.
Memepelajari
sopan santun dan kebiasaan baik dalam pergaulan bertujuan untuk menumpuk rasa
saling menghormati, salling menghargai, dan saling menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi dimana kita berada.
Sikap dan perilaku seseorang menggambarkan status yang
berasangkutan dalam kehidupannya dimasyarakat.Sikap yang baik dan positif dapat
mengantarkan seseorang menuju gerbang kesuksesan, karena sikap tersebut bisa
memoles jiwa dan memacu antusiasme dalam menjalani hidup.
Oleh karena itu, pengembangan kepribadian menjadi sesuatu yang
mutlak untuk dilakukan.Dalam mengembangkan kepribadian, dibutuhkan latihan dan
penerapan yang terus-menerus, sehingga menjadi sesuatu kebiasaan dan dapat
dilakukan dengan baik tanpa melalui kesulitan.
B. Rumusan Masalah
- Apa tujuan etika berdiri, berjalan, dan duduk?
- Bagaimana cara berdiri?
- Bagaimana cara berjalan?
- Bagaimana cara duduk?
C. Tujuan
- Mengetahui tujuan etika duduk, berdiri, dan berjalan.
- Mengetahui bagaimana cara berdiri
- Mengetahui bagaimana cara berjalan
- Mengetahui bagaiamana cara duduk
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian etika
Etika adalah
suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik
buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang
menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama
manusia, dan alam.
Dari segi
etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan
ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku
manusia.[1]
Dalam bahsa Indonesia, kata etika berarti kebiasaan baik
norma-norma yang baik. Selanjutnya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata etika mengandung tiga arti yaitu :
1. Ilmu tentang apa yang
baik dana pa yang buruk hak dan kewajiban moral (akhlak)
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianutb suatu golongan atau
masyarakat.
Sebagai suatu istilah, Etika sekurang-kurangnya mengandung dua
arti, yaitu:
- Sebagai pedoman baik-buruknya perilaku manusia.
- Sebagai ilmu yang mengkaji pedoman baik-buruknya perilaku manusia tersebut, yang menyangkut nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan norma-norma moral yang dipakai sebagai pegangan umum bagi penentuan benar-salahnya tindakan seseorang sebagai manusia.
Jadi, etika adalah usaha untuk mengerti tata aturan social
menentukan dan membatasi tingkah laku manusia.
B. TUJUAN ETIKA DUDUK, BERDIRI, DAN BERJALAN
Dalam kehidupan sehari-hari, etika sangatlah penting diterapkan
untuk menciptakan nilai, moral yang baik. Setiap hari kita pasti berinteraksi
dengan orang lain. Jika kita berinteraksi kita harus punya etika dan
etiket.Bebrapa orang mengartikan bahwa etiket hanyalah sebagai konsep untuk
dipahami dan bukan menjadi bagian dari kita. Namun, sebenarnya etika harus
benar-benar dimiliki dan diterapkan oleh diri kita masing-masing, sebagai modal
utama moralitas kita pada kehidupan yang menuntut kita berbuat baik, etika yang
baik, mencerminkan etika yang baik, sedangkan etika yang buruk, mencerminkan
perilaku yang buruk pula. Selain itu etika dapat membuat kita menjadi lebih
tanggung jawab, adil dan responsive. Etika adalah perilaku yang dianggap pas,
cocok, sopan, dan terhormat dan seseorang yang bersifat pribadi seperti gaya
duduk, gaya berdiri, dan gaya berjalan yang baik perlu diterapkan agar kita
dapat menempatkan diri diposisi mana kita berada.
- Untuk membina watak dan mental seseorang agar menjadi manusia yang baik.
- Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku atau tindakan mannusia dalam ruang dan waktu tertentu.
- Mengajak orang bersikap krisis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom
- Merupakan saran yang memberikan orientasi pada hidup manusia
- Untuk memiliki kedalaman sikap, memiliki kemandirian dan tanggung jawab terhadap hidupnya
- Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai, dan sejahterah.
1. Etika duduk
Tulang punggung
merupakan bagian tubuh yang memiliki peranan sangat besar dalam menjaga
kestabilan tubuh kita.Tidak dapat dipungkiri, bahwa sebagian besar aktivitas
sehari-hari dapat dilakukan dalam posisi duduk, sehingga sangatlah penting
untuk mengetahui posisi tubuh saat duduk yang benar untuk menjaga kesehatan
tulang punggung kita[2]. Berikut macam etika duduk:
- Duduk bersila
Sebagian besar
suku bangsa Indonesia masih memakai cara ini. Jika ada yang telah meninggalkan
cara ini, jumlahnyapun belum banyak dan terbatas pada mereka yang tinggal di
kota-kota saja. Duduk bersila pada umumnya dilakukan diatas permadani ata tikar
yang dibentangkan diatas lantai atau berlebih dahulu harus membuka sepatu atau
alas kaki lainnya (kaus kaki tidak perlu di buka).
Kaki dapat
dilipat demikian rupa, sehingga kedua telapaknya tidak kelihatan dan tersembunyi
di bawah paha.Telapak kaki kiri berada di balik paha sebelah kiri. Pada wanita
duduk bersila sedikit berbeda, yakni : lipatan kaki lebih kecil (meringkus),
kedua lututnya agak diangkat dan bertumpu pada kedua telapak kakinya. Dengan
demikian telapaknya kelihatan, sedang pada pria tersembunyi. Sehingga, wanita
dapat memilih salah satu dari kedua cara tersebut.
(BENAR) (SALAH)
2.
Sikap duduk yang baik bagi seorang tamu
Hal ini harus
mengingat pada keadaan, tempat dan kepada siapa anda dan tempat yang bisa pula
maka anda boleh duduk dengan sikap biasa juga tetapi pada keadaan tempat dan
pembicaraan yang serius maka sikap andapun harus serius pula.Dalam keadaan
demikian sebaiknya duduklah agak maju sehingga punggung anda agak renggang
dengan sandaran kursi sikap demikian biasa ditunjukkan kepada orang-orang yang
lebih tua lebih tinggi kedudukannya, atasan, pejabat tinggi dan
pembesar-pembesar lainnya.
Dalam suasana
demikian, selain dengan sikap duduk tanpa menyandarkan tubuh pada sandaran
kursi sebaiknya tangan juga harus diatur demikian rupa, sehingga tidak terletak
di atas sandaran tangan, tetapi berada di muka terletak di kedua belah
paha.Kepala hendaknya agak menunduk[3].
Berikut adalah cara-cara duduk yang baik dan benar:
1. Sebelum dan sesudah duduk dikursi, hindari menyeret kursi. Angkat
kursi sedikit sebelum kita duduk, agar tidak menimbulkan suara.
2. Duduk tegak
dengan punggung lurus dan bahu kebelakang. Paha menempel di dudukan kursi dan
bokong harus menyentuh bagian belakang kursi.
3. Posisi lutut
mempunyai peranan penting juga. Untuk itu tekuklah lutut hingga sejajar dengan
pinggul. Usahakan untuk tidak menyilangkan kaki.
4. Tangan dibuat
senyaman mungkin di atas meja, namun jangan lupa untuk mengistirahatkan lengan
dan siku Anda. Jika diperlukan, Anda dapat menggunakan sandaran tangan untuk
membantu mengurangi beban pada bahu dan leher Anda agar tidak mudah lelah.
5.
Jangan
sekali-sekali duduk bersilang kaki, atau menyodorkan telapak kaki jauh kedepan,
ketika menghadap ke orang lain. Apalagi meletakan kaki
diatas meja
6.
Tidak duduk dimeja
7.
.Tidak
menyenderkan tangan diatas kursi
8.
Jika wanita tutup
lutut, kaki diserongkan
9.
Memberikan tempat
duduk bagi mereka yang tidak kebagian
10. Tidak duduk sebelum wanita, orang yang dihormati, orang tua duduk
terlebih dahulu
2. Etika berdiri
Perlukah sikap
berdiri diatur, agar memenuhi norma-norma sopan santun? Bangsa Indonesia
khususnya dan bangsa-bangsa timur yang lain pada umumnya. Sikap berdiri dinilai
juga dari segi kesopanan.Lain halnya dengan bangsa-bangsa barat pada umumnya,
mereka kurang mempunyai pandangan yang khusus pada soal itu.Demikian pula
karena etika mencakup segala kegiatan dan tingkah laku manusia.Maka sikap
berdiri sudah barang tentu harus mempunyai ketentuan-ketentuan juga.
Ada kalanya
sikap berdiri yang dapat dianggap rasa kesopanan, tetapi ada pula kalanya sikap
tersebut tidak sopan. Pada uraia-uraian selanljutnya akan diterangkan tentang
sikap berdiri[4].
- Berdiri di muka umum
Apa yang
dimaksud berdiri di muka umum ialah apabila yang melakukannya tengah menyanyi
atau berpidato. Sikap untuk inipun sebaiknya dilakukan dengan sopan pula. Dalam
soal apa dan untuk keperluan apa kita berdiri untuk berpidato, perlu
memperhatikan beberapa ketentuan.
Berpidato dalam
upacara-upacara perkawinan, kematian dan lain sebagainya sudah barang tentu
berbeda dengan pidato, rapat-rapat umum atau rapat politik dan lain sejenisnya.
Perbedaan yang dimaksud disini adalah perbedaan tentang sikap beridirinya. Pada
upacara-upacara yang mengharuskan kita berlaku kidmat, kita akan nampak lebih
berwibawa dan meresapkan suasana, apabila kita berdiri tegak dengan kaki
merapat dan tanpa menggunakan gerak tangan atau gerakan-gerakan lainnya. Dalam
hal demikian sebaiknya kedua tangan disilangkan ke muka. Sedang untuk berdiri
dalam suasana yang lain, akan siap-siap itu harus berlainan pula.
2.
Berdiri untuk antri
Orang berdiri
untuk antri harus berhati-hati dalam menempatkan dirinya. Sedikit saja membuat
kesalahan, niscaya akan menerima umpatan dari pihak lain. Dalam keadaan
demikian, setiap orang harus dapat menguasai kesabaran masing-masing.Sebaiknya
berdirilah berjajar urut ke belakang dengan baik, tenang dan sabar.Jangan
resah, maksudnya berulang-ulang melonggok-longgok ke muka atau menoleh ke
belakang.Jangan pula berdesak-desakan atau rebut-rebutan atau main
serobot.Tunggulah hingga giliran anda tiba, dan jangan coba-coba untuk saling
mendahuluinya. Setiap orang harus datang dan berdiri menurut kesempatan bagi
dirinya, yang kami maksudkan di sini ialah apabila ia datang kemudian, harus
berdiri di belakang. Setiap usaha untuk menyelendup atau masuk menyelinap
menyusup ke tengah-tengah deretan merupakan suatu perbuatan yang melanggar
peraturan.Baik melanggar tata tertib, melanggar haknya orang banyak, atau pula
melanggar kesopanan[5].
Berikut adalah cara-cara berdiri yang baik dan
benar:
1.
Tidak berdiri sambil tolak pinggang
2.
Tidak membusungkan dada
3.
Tidak mengadahkan wajah
4.
Tidak menghalangi orang jalan
5.
Tidak berdiri ditengah jalan
6.
Tidak berdiri didepan pintu
3. Etika berjalan
Banyak orang menganggap, bahwa soal berjalan
adalah remeh. Tetapi apabila kita perhatikan benar-benar, ternyata masih banyak
di antara bangsa kita yang belum memahami benar tentang bagaimana sikap
yang sebaik-baiknya kita harus berjalan. Yang dimaksud berjalan disini ialah
berjalan di jalan umum, di mana selain kita sendiri, banyak pula orang lain
yang berjalan di situ.
Tiap-tiap bangsa mempunyai gaya
sendiri-sendiri. Misalnya orang Amerika dan Eropa, pada umumnya selalu
bergegas-gegas, seolah-olah ada sesuatu yang mereka kejar.Kebiasaan ini
terpengaruh oleh kehidupan mereka yang segala sesuatunya serba otomat, dengan
demikian maka tindakan-tindakannya pun serba cepat pula.Memang harus diakui
bahwa keadaan dapat mempengaruhi kebiasaan. Di negara-negara Arab datarannya
kebanyakan terdiri dari padang pasir yang luas, sehingga untuk mengarunginya
dari suatu tempat ke tempat yang lain memerlukan kesabaran dan ketabahan yang
luar biasa.
Kebanyakan bangsa Arab berjalan lambat-lambat
asal sampai di tempat tujuan dan selamat.Dari kedua keadaan yang diuraikan di
atas, dapat diperoleh perbedaan yang menyolok.Yang satu ingin cepat, sedang
lainnya terbiasa dengan lambat-lambat.Sedangkan keadaan di negara kita,
khususnya di pulau Jawa boleh dikatakan berada di tengah-tengah.Maka keadaan
ini pun mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Sehingga gaya kita berjalanpun
menjadi sedang, tidak cepat dan tidak pula lambat.
Bangsa kita
sudah banyak dikenal oleh bangsa-bangsa lain sebagai bangsa yang halus,
ramah-tamah dan memiliki sopan-santun yang tinggi.Memang, bagi bangsa kita,
sopan-santun ini masih membudaya dalam kehidupan masyarakatnya.Sopan-santun
masih tumbuh dengan subur dan dipelihara baik-baik, sehingga pada soal-soal
yang kecil-kecil sekalipun tidak lepas dari penilaian kesopanan.Demikian pula
martabat seseorang berkaitan erat dengan adabnya.Jelasnya, orang baru dapat
baik, apabila penilaian terhadap segi adab dan kesopanannya telah sempurna.[6]
Berikut adalah
cara berjalan yang baik dan benar[7]:
1.
Tidak membusungkan dada sehingga terlihat
angkuh
2.
Waktu
berjalan, hendaknya sikap badan lurus dengan tegap, jangan membungkuk, jangan
melangkah besar-besar, atau sebaliknya.
3.
Upayakan
kedua kaki Anda menapak ke tanah dengan mantap. Jangan menyeret langkah Anda
atau berjingkat-jingkat. Orang akan bertanya-tanya, ada apa dengan anda?
4.
Tidak menendang barang saat berjalan
5.
Jangan
berjalan sambil mengobrol, dan jangan pula sambal melongo kekana dan kiri, atau
selalu menunduk kebawah. Sebaiknya, arahkan Pandangan mata kedepan dengan
tenang.
6.
Tidak jalan bergerombol
7.
Kain
celana atau rok tidak menyapu lantai ketika berjalan
8.
Jangan makan atau minum ketika sedang berjalan
9.
Tidak berjalan mendahului orang tua
10.
Tidak berjalan sambil tolak pinggang
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, sebagai bangsa yang
berkepribadian yang luhur sesuai dengan nilai budaya bangsa yang tercermin
dalam jiwa Pancasila, dan relevan dengan norma agama yang mengajarkan akhlaqul
karimah serta adat-istiadat ketimuran yang dijunjung masyarakat Indonesia,
maka kita harus memperhatikan dan dapat mengamalkan tata cara atau tata krama
dalam pergaulan sehari-hari.
Selain itu etika dapat membuat kita
menjadi lebih tanggung jawab, adil dan responsive. Etika adalah perilaku yang
dianggap pas, cocok, sopan, dan terhormat dan seseorang yang bersifat pribadi
seperti gaya duduk, gaya berdiri, dan gaya berjalan yang baik perlu diterapkan
agar kita dapat menempatkan diri diposisi mana kita berada.
Tujuan etika duduk, berdiri, dan berjalan
adalah Untuk membina watak dan mental seseorang agar menjadi manusia yang
baik.Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya
perilaku atau tindakan mannusia dalam ruang dan waktu tertentu.Mengajak orang
bersikap krisis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonomMerupakan
saran yang memberikan orientasi pada hidup manusia Untuk memiliki kedalaman
sikap, memiliki kemandirian dan tanggung jawab terhadap hidupnyaMengarahkan
perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai,
dan sejahterah.
Daftar pustaka
1.
Bakri
bachyar dan Annasi Mustafa, Etika dan profesi gizi, graha ilmu 2010.
2.
Mien
R Uno, etiket, PT Gramedia pustaka utama, Jakarta, 2005.
3.
http:etika-pergaulan-dalam-kehidupan-sehari-sehari/
4.
Pramono,
Dewi Motik, yang sopan yang santun, Jakarta, pustaka sinar harapan, 2010
5.
http://antoncharlianetika.blospot.co.id/2014/01/etika-berdiri.html
[1]
Etika dan profesi gizi hal: 1
[3]
http:etika-pergaulan-dalam-kehidupan-sehari-sehari/
[4]
http:etika-pergaulan-dalam-kehidupan-sehari-sehari/
[5]
http:etika-pergaulan-dalam-kehidupan-sehari-sehari/
[6]
http:etika-pergaulan-dalam-kehidupan-sehari-sehari/
[7]
http://antoncharlianetika.blogspot.co.id/2014/01/etika-berjalan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar